Jadi Mahasiswa Kupu-Kupu atau Kura-Kura? Mana yang Lebih Baik?

Halo mahasiswa! Gimana kabarnya nih? Masih sibuk rapat pulang tengah malam, sampai dapat julukan mahasiswa kura-kura?

Atau kuliah mah santai aja, kalau udah selesai ya pulang, sampai dapat julukan mahasiswa kupu-kupu? 

Dua julukan di atas merupakan julukan yang biasa kamu temui di dunia perkuliahan.

Sebenarnya apa sih maksud dari julukan mahasiswa kupu-kupu dan mahasiswa kura-kura? 

Mahasiswa kupu-kupu singkatan dari kuliah pulang, kuliah pulang, ialah julukan bagi mahasiswa yang rutinitasnya hanya mengikuti kegiatan perkuliahan akademik, tanpa mengikuti kegiatan non-akademik kampus seperti organisasi, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lain yang ada di luar jadwal akademik. 

Jadi bisa dibilang, setelah mahasiswa tersebut selesai mengikuti mata kuliah mahasiswa tersebut akan langsung pulang, maka dari itu disebut mahasiswa kupu-kupu. 

Julukan selanjutnya, yaitu mahasiswa kura-kura, atau kuliah rapat-kuliah rapat, merupakan mahasiswa yang tidak hanya mengikuti kegiatan akademik di kampus, melainkan si mahasiswa tersebut juga memiliki kesibukan di kegiatan kemahasiswaan kampus.

Seperti mengikuti organisasi, Unit Kegiatan Mahasiswa, atau kegiatan-kegiatan lainnya. 

Jadi nggak heran nih, kalau rapat pulang tengah malam sudah jadi ‘makanan’ mereka. 

Nah, selain mendengar istilah tersebut dari warga kampus, tak jarang juga timbul berbagai asumsi dari dua istilah tersebut. 

Mahasiswa kupu-kupu seringkali dianggap kuper atau kurang pergaulan karena tidak pernah mengenal teman-temannya dan seniornya di kampus, tidak produktif karena kerjaannya cuma kuliah-pulang setiap hari. 

Terlebih ketika seniormu yang merupakan pengurus organisasi yang melakukan sosialisasi pengenalan organisasi pada mahasiswa baru. 

Mereka seringkali menggunakan embel-embel ‘kalian jangan jadi mahasiswa kupu-kupu kalau mau sukses, dapat pekerjaan mudah, ikutlah organisasi.’ 

Dari embel-embel tersebut, disinyalir istilah mahasiswa kupu-kupu pun akrab terdengar di telinga kita.

Terlebih, embel-embel mahasiswa kupu-kupu kemudian menjadi stigma untuk melabeli mahasiswa yang tidak ikut kegiatan organisasi atau Unit Kegiatan Mahasiswa lain. 

Begitu pula dengan julukan mahasiswa kura-kura, yang dianggap mahasiswa yang kerjaannya hanya mengurus organisasi, rapat hingga larut malam.

Bahkan tak jarang merelakan waktu perkuliahan akademik hanya untuk mengurus acara kemahasiswaan. 

Karena itulah, banyak mahasiswa kura-kura yang lulusnya lebih lama dari mahasiswa kupu-kupu. Bahkan sampai dosen memberi peringatan D.O atau drop out dari kampus. 

Well, benarkah selamanya labelisasi terhadap istilah mahasiswa kupu-kupu dan mahasiswa kura-kura selamanya benar? 

Apakah mahasiswa kupu-kupu selalu tidak produktif dan kuper? Begitupula mahasiswa kura-kura yang selalu lalai terhadap kewajiban perkuliahan? 

Ternyata nggak selamanya Mahasiswa Kupu-Kupu itu kuper dan kurang produktif, pun tidak selamanya mahasiswa kura-kura lalai terhadap kuliah, loh. 

Why? Ini dia jawabannya.

1. Mahasiswa Kupu-Kupu Barangkali Mempunyai Kegiatan Sendiri di Luar Kampus. 

Well, that’s another statement of mahasiswa kupu-kupu nih.

Apalagi bagi sebagian mahasiswa kupu-kupu yang bekerja paruh waktu di luar, atau sebagai freelancer, atau kegiatan-kegiatan lain di luar kampus yang menyebabkan mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan kemahasiswaan di kampus.

Jadi nggak selamanya mahasiswa kupu-kupu itu tidak produktif ya guys.

2. Banyak Juga Kok Mahasiswa Kura-Kura yang Berprestasi Akademik.

Banyak kita temukan mahasiswa yang sibuk kuliah rapat pulang tengah malam, hingga mengurus berbagai kegiatan kemahasiswaan juga aktif dalam dunia akademik. 

Banyak dari mereka yang aktif berdiskusi di dalam kelas karena terbiasa berdiskusi dalam lingkungan organisasi. Jangan salah, aktif berdiskusi di dalam kelas juga mendapat poin plus loh untuk mendongkrak IPK kamu.

Kemudian, banyak juga mahasiswa kura-kura yang juga lulus tepat waktu. Poin plus banget kan?

3. Mahasiswa Kupu-Kupu Punya Jalan Ninja untuk Mengembangkan Skill. 

Siapa bilang mahasiswa kupu-kupu tidak dapat kesempatan untuk mengembangkan skill? 

Mahasiswa kupu-kupu dapat mengembangkan berbagai skill yang dapat dikerjakan di rumah seperti skill menulis, fotografi, videografi, editor, bahkan bisnis sendiri.

Kamu dapat mengembangkan skill di atas dengan mengikuti kelas-kelas sertifikasi yang saat ini  banyak tersedia. 

4. Interpersonal Skill Menjadi Bagian Plus yang Didapatkan Mahasiswa Kura-Kura

Interpersonal skill, juga menjadi bagian yang penting loh di masa kini. 

Interpersonal skill ialah kemampuan seseorang dalam bersosialisasi dengan orang lain. 

Dengan begitu, interpersonal skill juga membuat kamu tahu cara berkomunikasi dengan orang lain, hingga bekerja sama dengan orang lain. 

Bahkan tak jarang, mahasiswa kura-kura yang mengasah benar kemampuan ini, lebih cepat mendapatkan pekerjaan dari senior sebelumnya atau dari teman-temannya. 

Konteks ini bukan masuk ke dalam nepotisme ya, melainkan dengan mendapatkan rekomendasi untuk masuk ke sebuah pekerjaan melalui koneksi, akan membuat perusahaan tersebut lebih mudah untuk mengenal dan mempercayai kamu, sehingga dapat menjadi lebih mudah untuk diterima dalam pekerjaan tersebut. 

Jadi gimana nih setelah mendapat insight seputar mahasiswa kupu-kupu dan mahasiswa kura-kura setelah membaca artikel di atas? 

Apakah selanjutnya kamu akan memilih menjadi mahasiswa kupu-kupu yang produktif? Atau menjadi mahasiswa kura-kura yang berprestasi? 

Well, pilihan itu ada di tanganmu.

Pastikan, kamu memilih dengan tepat apa goals mu yang paling utama, sehingga lebih terarah ya. 

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *