Selain Menghibur, Berikut Lima Manfaat Membaca Buku Fiksi
Membaca buku merupakan salah satu kegiatan yang dapat kamu lakukan untuk mengisi waktu senggangmu setelah penat melakukan pekerjaan yang melelahkan.
Berbagai buku dari berbagai genre pilihan dapat kamu jadikan referensi kegiatan membacamu di waktu senggangmu. Salah satu genre buku yang banyak diminati oleh hampir semua kalangan ialah buku bergenre fiksi.
Fiksi sendiri berarti sebuah prosa naratif yang bersifat karangan imajinasi non-ilmiah yang ditulis tidak berdasarkan fakta atau kenyataan. Oleh karena buku fiksi sifatnya berupa karangan yang tidak nyata, maka dari itu genre fiksi banyak diminati berbagai kalangan dari mulai anak-anak hingga dewasa.
Karena buku fiksi yang sifatnya ringan dan imajinatif, pembaca merasa seakan memasuki dunia baru yang menyenangkan ketika mulai hanyut di dalamnya.
Namun tahukah kamu? Selain menghibur, ternyata ada manfaat lain yang akan kamu dapatkan dari membaca buku fiksi.
Berikut lima manfaat membaca buku fiksi yang akan kamu dapatkan:
1. Membaca buku fiksi dapat meningkatkan empati
Sebuah penelitian neurosains terbaru menunjukan, membaca buku fiksi dapat meningkatkan empati.
Ketika kita membaca karya fiksi, kita mengasah dan mempertajam sejumlah kemampuan kognitif kita sehingga menggerakkan kecerdasan emosional di dalam diri kita.
Kita terkadang merasa bahagia, apabila tokoh tersebut menemukan kebahagiaan. Pun kita merasa sedih apabila tokoh tersebut dalam keadaan terpuruk. Begitu pula saat tokoh tersebut merasa marah, kita juga akan merasakan marah.
Membaca buku fiksi yang erat akan tokoh-tokoh imajiner di dalamnya, secara tidak langsung membuat kita merasakan apa yang tokoh tersebut perbuat dan rasakan di dalam cerita.
2. Selain menghibur, membaca buku fiksi dapat meredakan stress
Peneliti dari Universitas Sussex menyebutkan, membaca adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi stress, bahkan mengalahkan metode lain seperti mendengarkan musik atau berjalan-jalan.
Membaca dengan waktu enam menit detak jantung melambat, dan ketegangan otot berkurang menjadi 68%. Para psikolog percaya, dengan membaca konsentrasi pikiran akan membuat tubuh menciptakan semacam stimulus untuk meredakan stress.
Terlebih jika kita membaca fiksi, dengan alur dan tokoh cerita yang dikarang 180 derajat berbeda dari dunia nyata. Fiksi menjadi solusi untuk sebuah pelarian sementara dari penatnya dunia nyata yang membuat kita penat.
3. Membaca buku fiksi dapat meningkatkan kreativitas
Studi sebuah penelitian menyebutkan membaca buku fiksi membuat pemrosesan informasi menjadi lebih baik daripada membaca buku non-fiksi.
Studi ini dilakukan dengan menguji para siswa di sebuah sekolah untuk menulis cerita pendek bergenre fiksi, dan sebagian siswa lagi menulis sebuah esai singkat bergenre non-fiksi.
Hal ini dikarenakan, cerita fiksi memiliki plot kompleks yang terkadang untuk menebak arah cerita tersebut, kita harus membacanya sampai selesai.
Terbiasa membaca cerita fiksi, membuat otak kita terstimulus untuk memperhatikan setiap alur yang dibuat oleh cerita fiksi. Dengan kompleksitas alur yang beragam, membuat struktur berpikir kita menjadi meningkat, sehingga tercipta sebuah kreativitas.
4. Membaca buku fiksi dapat membuat kosakatamu berlimpah
Sebuah penelitian di Universitas Emory membandingkan kemampuan otak orang yang membaca buku fiksi dan yang tidak membaca fiksi.
Otak orang yang membaca fiksi memperlihatkan sejumlah aktivitas di area tertentu terutama di korteks temporal, yang menjadi bagian otak yang mengolah aktivitas linguistik.
Tak heran, membaca fiksi membuatmu mengetahui kosakata-kosakata baru yang terselip ke dalam karya fiksi melalui alur yang kompleks.
5. Membaca buku fiksi membuat pikiranmu lebih terbuka
Studi yang diterbitkan oleh Journal of Applied Psychology mengetes salah satu novel fiksi terkenal yaitu Harry Potter dapat digunakan untuk meningkatkan karakter pada orang-orang yang terkena stigmatisasi.
Peneliti melakukan eksperimen terhadap beberapa murid untuk membaca buku-buku tentang diskriminasi.
Istilah Mudbloods atau sebutan darah kotor untuk warga non-penyihir dalam buku Harry Potter, sebagai perumpamaan fanatisme ras yang terjadi di dunia nyata. Hasilnya, pandangan mereka terhadap stigmatisasi berubah mulai dari stigma terhadap imigran hingga gay.
Dengan membaca banyak karya fiksi, membuat kita merasakan apa yang tokoh tersebut rasakan sehingga berefek pada representasi kita terhadap kehidupan nyata.
Nah kelima hal tadi merupakan manfaat yang kita dapatkan ketika kita membaca karya fiksi selain mendapatkan hiburan perhaluan saja loh. Karya fiksi juga dapat menjadi pilihan kita untuk memulai hobi membaca dari nol.
Tunggu apalagi? Yuk mulai baca buku fiksi.